Tertutup sudah kemungkinan berkoalisinya PDIP dengan pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Meski tidak menyebutkan secara eksplisit ak

Selasa, 06 April 2010 ·
Tertutup sudah kemungkinan berkoalisinya PDIP dengan pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Meski tidak menyebutkan secara eksplisit akan menjadi oposisi, Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri menegaskan sikapnya yang enggan bergabung dengan barisan koalisi.

Saat berorasi politik membuka Kongres III PDIP di Hotel Inna Grand Bali Beach kemarin (6/4), Megawati menegaskan bahwa PDIP tidak akan pernah menjadi bagian dari kekuasaan yang tidak berpihak pada wong cilik.

Apalagi, imbuh dia, dari sudut ketatanegaraan yang dianut Indonesia, diskursus mengenai oposisi-koalisi tidak punya fondasi untuk diperdebatkan. ''Kita tidak perlu terjebak dalam diskursus semacam itu,'' ujarnya.

Dia menyatakan, PDIP bukannya anti kekuasaan. Tapi, bila PDIP harus memegang tampuk kekuasaan, biarkan itu terjadi karena kehendak rakyat. ''Sebaliknya, jika rakyat menghendaki kita menjadi kekuatan penyeimbang agar prinsip check and balance bisa berjalan, biarkan kehendak rakyat itu terjadi,'' tegas Megawati dalam orasi 45 menit tersebut.

Menurut dia, posisi itu merupakan wujud penghormatan partai terhadap pilihan rakyat. ''Saya sangat berharap pilihan PDIP ini bisa dihormati semua pihak,'' katanya yang langsung disambut tepuk tangan riuh ribuan peserta kongres.

Dalam pidato tersebut, dua kali Megawati tak bisa menutupi rasa haru. Suaranya terdengar bergetar dan matanya berkaca-kaca. Awalnya terjadi saat dia mengingatkan menurunnya suara PDIP dalam dua pemilu terakhir, yakni Pemilu 2004 dan Pemilu 2009. Menurut dia, kemerosotan suara merupakan teguran rakyat agar PDIP kembali menjadi sarana dan wadah perjuangan rakyat.

''Saudara-saudaraku, ingatlah, rakyat tidak akan pernah ragu-ragu untuk kembali menegur dengan cara lebih keras pada 2014 nanti, jika kita gagal kembali ke jalan ideologis kita,'' tegasnya.

Setelah itu, Megawati berusaha memompa motivasi seluruh kader PDIP dengan mengutip perkataan ayahandanya, Bung Karno. ''Ini mengingatkan saya pada tahun-tahun sulit yang pernah dilewati Bung Karno dan hingga hari ini masih terngiang di telinga saya. Kata-kata Bung Karno, majulah terus, jangan mundur, mundur hancur, mandeg ambleg, bongkar, maju terus, kita tak bisa dan tak boleh berbalik lagi. Kita telah mencapai point of no return,'' ujar Megawati sampai berusaha menahan tangis.

Dia terlihat terisak saat tiba di bagian akhir pidatonya. ''Mengakhiri pidato ini, izinkan saya dan seluruh jajaran DPP PDIP yang segera demisioner menyampaikan terima kasih,'' ungkapnya.

Sampai di situ, suara Megawati sempat terputus sesaat. Suasana mendadak hening dalam keharuan. ''Dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas kepercayaan warga PDIP terhadap saya dalam memimpin partai ini selama lima tahun,'' lanjut dia setelah bisa menenangkan diri.

Di layar televisi panitia, Puan Maharani yang turut dalam keharuan tanpak mengusap matanya yang basah. Puluhan kader PDIP juga terharu mendengar pidato Megawati.

Sebelumnya, Megawati menuturkan, secara eksternal, tantangan bagi PDIP untuk kembali ke jalan ideologisnya juga tidak ringan. Dia menyatakan, PDIP harus bekerja dalam situasi psiko-politik antipartai dan antiideologi. PDIP juga harus bekerja dalam masyarakat yang semakin pragmatis, transaksional, serta berpikir instan untuk kepentingan individual berjangka pendek.

''Kita harus bekerja dalam situasi di mana sebagian pihak menganggap bahwa menduduki jabatan publik melalui partai adalah jalan baru bagi keamanan ekonomi. Partai bukan lagi alat ideologi, tapi alat akumulasi ekonomi. Partai menjadi sarana transportasi cepat untuk keuntungan ekonomi individual, bukan lagi sarana untuk mewujudkan kepentingan rakyat,'' ungkapnya.

PDIP, imbuh Megawati, juga harus bekerja dalam situasi citra menjadi daya tarik baru yang jauh lebih kuat daripada ideologi. Secara terbuka, dia lantas menyindir pemerintahan SBY. Menurut dia, PDIP harus berhadapan dengan sebuah rezim politik yang cenderung menggunakan metode menghalalkan cara dalam mencapai tujuan politiknya.

''Itu digambarkan oleh kekacauan luar biasa pada pemilu legislatif dan presiden yang lalu,'' ujarnya.

Megawati menambahkan, merosotnya suara PDIP dalam Pemilu 2009 juga merupakan produk penyelenggaraan demokrasi yang manipulatif. Salah satunya terkait dengan karut-marutnya daftar pemilih tetap (DPT) yang telah menghilangkan secara paksa dan sistematis hak politik warga negara. ''Pemilu Legislatif dan Presiden 2009 secara terang benderang telah mendemonstrasikan watak manipulatif proses berdemokrasi kita,'' tegasnya.

Pengelolaan pemerintahan, lanjut dia, akhir-akhir ini juga menunjukkan wataknya yang semakin menjauhi nilai-nilai Pancasila. Kecenderungan menciptakan semakin banyak lembaga mengakibatkan fragmentasi pemerintahan yang serius. Salah satu buktinya adalah kasus Bank Century. ''Kasus itu adalah salah satu puncak gunung es dari kekacauan tata kelola pemerintahan,'' tuturnya.

Megawati menyatakan bahwa sikap PDIP sangat jelas. Fraksi PDIP di DPR telah menyatakan kebijakan pemberian fasilitas pinjaman jangka pendek (FPJP) dan penyertaan modal sementara (PMS) adalah salah. ''Karena itu, kepada fraksi, sudah saya perintahkan untuk memilih opsi C dan terus mengawasi penyelesaian kasus tersebut dalam batas-batas kewenangannya,'' ujarnya.

Dia lantas memancing dengan menyebut DPR telah menunaikan kewajiban konstitusionalnya untuk menuntaskan kasus Bank Century. ''Kini giliran pemerintah dan terutama presiden untuk menindaklanjuti dan menuntaskannya melalui saluran hukum,'' ujarnya.

Pembukaan kongres itu dihadiri sejumlah tokoh nasional. Di antaranya, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar Akbar Tandjung, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, Ketua Umum Partai Hanura Wiranto, Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq, Wakil Ketua Umum PPP Chozin Chumaidy, Ketua Umum Nasional Demokrat Surya Paloh, dan deklarator Blok Perubahan Rizal Ramli.
Anda sedang membaca artikel tentang Tertutup sudah kemungkinan berkoalisinya PDIP dengan pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Meski tidak menyebutkan secara eksplisit ak dan anda bisa menemukan artikel Tertutup sudah kemungkinan berkoalisinya PDIP dengan pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Meski tidak menyebutkan secara eksplisit ak ini dengan url http://anandanurhadi.blogspot.com/2010/04/tertutup-sudah-kemungkinan.html,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Tertutup sudah kemungkinan berkoalisinya PDIP dengan pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Meski tidak menyebutkan secara eksplisit ak ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link Tertutup sudah kemungkinan berkoalisinya PDIP dengan pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Meski tidak menyebutkan secara eksplisit ak sumbernya.
| More

0 comments:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Powered By Blogger

Pengikut

Laman

 

SKY DASHBOARD | Copyright © 2009 - Blogger Template Designed By BLOGGER DASHBOARD