Makassar (ANTARA) - Peranan Organisasi Massa (Ormas) Islam Nahdlatul Ulama (NU) di Nangroe Aceh Darussalam (NAD) dinilai cukup besar, khususnya dalam menyosialisasikan syariat Islam.
"NU memiliki peranan dalam membantu menyosialisasikan syariat Islam di NAD," kata pengurus PWNU Aceh Tengah Tgk. Djamaluddin disela-sela Muktamar ke-32 Nahdlatul Ulama (NU) di Asrama Haji Sudiang, Makassar, Kamis.
Dia mengatakan, penerapan syariat Islam di NAD didasarkan atas UU No. 44 tahun 1999 dan UU No. 18 tahun 2001. Tujuan dasar syariat Islam itu diturunkan untuk mewujudkan kemaslahatan manusia di dunia dan akhirat.
"Karena itu, hukum syariat diturunkan untuk menjamin kemaslahatan tersebut dan salah satu tugas untuk menyampaikan itu adalah para ulama yang terhimpun dalam NU," katanya.
Dalam penerapan syariat Islam di NAD, diakui masih belum maksimal. Karena itu, banyak pihak yang menilai bahwa pelaksanaan syariat Islam hanya berlaku pada golongan masyarakat bawah yang notabene hanya melakukan dosa kecil.
Sementara para elitnya yang bergelimang dalam berbagai pelanggaran atau penyimpangan wewenang publik belum tersentuh hukum syariah. Stigma akan ketimpangan inilah yang menjadi tugas para ulama dan warga NU untuk meluruskan bahwa syariat Islam itu berlaku umum, tanpa mengenal strata sosial.
Di sisi lain, Rais Syuriah PWNU Aceh Tengah Tgk. Abdullah mengatakan, masih adanya oknum polisi syariat yang kurang simpatik dan tidak mempertimbangkan prosedur dalam menjalankan aturan tersebut, kerap menuai kritikan.
"Kekurangan-kekurangan itulah di lapangan yang masih perlu dibenahi, dan para ulama, khususnya dari NU berupaya menyerukan agar syariat Islam itu dijalankan dengan baik," ujarnya.
Dia mengatakan, semua itu haruslah disempurnakan, sehingga kontroversi pandangan penegakan syariat Islam di NAD tidak ada lagi. Karena harus disadari bahwa penegakan syariat Islam itu tidak terpisahkan dari tatanan kehidupan umat Islam dalam semua aspek.
Posting Komentar