GUS SHOLAH TIDAK ADA PAKET RAIS AM -TANFIDZIYAH

Sabtu, 27 Maret 2010 ·
Perebutan kursi rais am yang yang kian mendominasi isu Muktamar ke-32 NU melebihi posisi Ketua Umum Tanfidziyah, telah membuat beberapa kiai sepuh gerah. Salah satu Mustasyar (Penasehat) PB NU KH Maimun Zubair yang biasanya cukup memberikan nasihat-nasihat dari jauh, di usianya yang sudah berkepala delapan, kemarin memaksakan diri turun gunung.

Didampingi putra dan beberapa santrinya, pengasuh Pondok Pesantren Sarang, Jawa Tengah ini dengan tanpa memberikan kabar sebelumnya nekat menemui dan berbicara langsung pada wartawan yang meliput kegiatan Muktamar di Media Center. Namun karena panitia membatasi kegiatan media center hanya untuk kebutuhan publikasi hasil-hasil Muktamar saja, Mbah Maimun-sapaan KH Maimun Zubair, lantas memilih berbicara di halaman aula asrama haji, disisi kiri media center. "Lambang Nahdlatul Ulama itu ada tali yang nggak boleh disingseti, dilonggari. Itu artinya islam Indonesia ini islam yang harus dillonggarkan, tidak boleh keras, yang cocok dengan tanah air," kata Mbah Maimun mengawali pernyataannya.

Sebagai tokoh yang lebih separo abad mengikuti perjalanan NU, Mbah Maimun mengakui jika telah ada pergeseran organisasi yang mau tidak mau harus tetap diikuti. Jika pada awal berdirinya NU merupakan organisasi santri yang hanya kalangan pesantren saja, maka hari ini NU menurutnya boleh sedikit lebih terbuka. "Sekarang ini NU sudah masa peralihan. Kalau dulu murni kalangan pesantren yang kitab kuning sekarang sudah nggak lagi," urainya.

Lebih lanjut Mbah Maimun menegaskan bahwa dirinya tidak pernah mencalonkan diri atau mau dicalonkan sebagai rais am sebagaimana rumor yang beredar belakangan. Sebagai tokoh sepuh, dia lebih menyerahkan sepenuhnya kehendak pada muktamirin tanpa harus ada yang mencalonkan atau dicalonkan. "Kalau muktamirin menghendaki saya siap. Tapi saya tidak begitu. Dalam islam orang yang suka menonjol-nonjolkan diri itu kurang arif," terangnya. Dalam kesempatan kemarin, Mbah Maimun juga kembali menegaskan dukungannya kepada Gus Sholah.

Terpisah, saat disinggung mengenai isu pertarungan duet Ketua Umum Tanfidziyah-Rais Am antara Gus Sholah-Hasyim Muzadi melawan Said Aqil-Mbah Sahal, salah satu kandidat Ketua Umum PB NU KH Salahuddin
Wahid mengaku tidak mengenal istilah paket-paketan dalam suksesi PBNU. "Tidak ada paket-paketan. Rais Am itu terserah pada muktamirin yang memilih," paparnya usai bertemu dengan rais am PB NU saat ini, KH Sahal Mahfudz.

Gus Sholah menilai, sistim paket rais am-tanfidziyah kalau dipaksakan justru bisa bernilai negative. Pasalnya, pola ini akan berpotensi membenturkan beberapa kelompok dan dikhawatirkan menimbulkan perpecahan. Antara kiai dengan kelompok kiai yang lain, atau antara pimpinan PC NU yang satu dengan pimpinan PC NU yang lain pasti tidak bisa dihindari akan saling dibenturkan
Anda sedang membaca artikel tentang GUS SHOLAH TIDAK ADA PAKET RAIS AM -TANFIDZIYAH dan anda bisa menemukan artikel GUS SHOLAH TIDAK ADA PAKET RAIS AM -TANFIDZIYAH ini dengan url http://anandanurhadi.blogspot.com/2010/03/gus-sholah-tidak-ada-paket-rais-am.html,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel GUS SHOLAH TIDAK ADA PAKET RAIS AM -TANFIDZIYAH ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link GUS SHOLAH TIDAK ADA PAKET RAIS AM -TANFIDZIYAH sumbernya.
| More

0 comments:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Powered By Blogger

Pengikut

Laman

 

SKY DASHBOARD | Copyright © 2009 - Blogger Template Designed By BLOGGER DASHBOARD