TAHUN BARU HIJRIAH TAHUN PEMERINTAHAN ZAMAR UMAR BIN AL KHOTOB

Senin, 16 Maret 2009 ·
1. Makna ibadah pada tahun Hijriah dan Masihiah

Maha suci Alloh SWT. Dengan seala CiptaanNya. Tiada Ciptaan yang tanpa manfaat, bahkan setiap apapun kecilnya ciptaan selalu memberi tanda – tanda keagungan, ketelitian dan keelokanNya. Sebab itulah kita harus tafakkur memahami ciptaan, asma – asma dan sifatNya agar akidah kita maksimal pada tingkat tertinggi saat menghadap kepada Alloh SWT.
Menurut Imam Syarqowi dalam sarah Kitab : Karya Ibnu Athoillah, tingkat keyakinan seseorang terhadap keberadaan Alloh SWT.Adakalanya tingkat ilmu Al Yaqin, Tingkat Ain Al Yaqin dan yang tertinggi adalah Haqqulyaqin. Paa Tingkat Ilmu Al Yaqin, seseorang menekadkan adanya Alloh SWT. Berdasar Ilmu yang dipelajari, baik ilmu lahir seperti belajar Ilmu Akidah lalu seseorang tahu bahwa Alloh SWT itu adalah Tuhan sebenar – benarnya Tuhan dan satu – satunya Tuhan. Pada tingkat Ainul Yaqin, seseorang merenung tentang Alam Jagadraya dan Alam dalam dirinya, kemudian lisan berdzikir. Pada tingkat ini kalau seseorang mendapat karunia, maka ia akan merasakan keberadaan Alloh SWT. Dalam tidur maupun jaganya, Dalam diam atau bicaranya, dalam tenang maupun dalam gejolaknya, dan seterusnya . Sedang pada tingkat Haqqul Yaqin, seseorang akan istiqomah dalam menjalani Ibadah maupun muamalahnya, Sebab keberadaan Alloh SWT. Telah mewarnai akal dan hatinya, bahkan peredaran darah dalam tubuhnya telah dikendalikan oleh kekuatan Dzikir atau Elingnya terhadap Alloh SWT.
Nah, Makna ibadah, baik menghormati Tahun Baru Hijriah 1430 dan juga Tahun Baru Masehi 2009 adalah sama. Sebab keduanya bersumber dari pemikiran manusia dalam upaya membuat batasan waktu agar penyelenggaraan hidup lebih mudah diatur, seperti halnya hasil pemikiran manusia yang lain, adalah juga untuk mempermudah menjalani kehidupan. Penghormatan atas tahun Baru Hijriah dan Tahun Baru Masihiah bertujuan memanfaat waktu yang dicipta oleh Alloh SWT.
Artinya : Sesungguhnya Bilangan Bulan pada sisi Alloh SWT. Ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Alloh diwaktu dia menciptakan Langit dan Bumi. Diantaranya Empat bulan haram. Itulah Agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu. Dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwasanya Alloh beserta orang – orang yang bertaqwa.

Firman Alloh diatas,moga – moga dapat dipahami hal – hal sebagai berikut :
A. Prinsipnya, Alloh mencipta waktu yang dibagi – agi secara tahunan, dalam satu tahun terdiri atas dua belas bulan, dan dalam bulan terentu jumlah empat bulan peruntukannya telah ditentukan pula.
Pokok dasar ini kemudian difikir oleh manusia melalui tahapan berfikir, dan ditemukanlah bahwa perhitungan Alloh tersebut ditandai perhitungan Poros matahari atau solar yang dinamai “ Tahun Baru Syamsiah “ dan Perhitungan Poros Bulan atau lunar yang dinamai “ Tahun Qomariah “ atau masehi dan Tahun Hijriah.
B. Ayat tersebut ditutup dengan :
Mengandung makna bahwa pemagian waktu, baik menurut perhitungan Matahari atau perhitungan Bulan, agar seseorang cermat memperhitungkan waktu dan tidak menyia – nyiakan waktu berlalu tanpa melakukan sesuatu untuk meningkatkan Taqwa kepada Alloh SWT. Karena itulah Alloh SWT menentukan bentuk – bentuk Ibadat dalam penyelenggaraannya kadang berpedoman putaran Bumi dan Bulan atas Matahari seperti menentukan waktu sholat lima waktu. Tetapi dalm momentum ibadat Puasa misalnya, Alloh menentukan mulainya bulan Romadlon justru menggunakan pedoman putaran Bulan atas bumi alias Qomariah.
Jadi, penghormatan Ibadah islam berkait langsung dengan fenomena Alam, penghormatan waktu untuk tidak disia – siakan adalah ibadat, menjaga fenomena Alam dengan cara menjaga Ekosistem Alam adalah juga ibadah dalam bentuk lain. Dan ini ada Nilainya,ada pahalanya.
2. Perubahan Waktu mengandung makna
Pada umumnya setiap pergantian Tahun, kita hingar bingar menyelenggarakan kegiatan – kegitan untuk memberi harapan Baru. Ironisnya tidak menyadari bahwa sesungguh setiap saat, waktu terus berjalan tanpa bisa kita hentikan dan kita kendalikan. Karena yang Maha tahu kapan berhentinya waktu hanya Alloh SWT.
Hak – hak kita dalam waktu mungkin saja diganti dilain waktu. Tapi hak – hak waktu atas kita tidak mungkin diganti dilain waktu. Pada tanggal 2 Romadlon misalnya, seseorang karena diperkenankan syariah tdak puasa, bisa saja diganti dibulan Syawalnya tetapi setiap waktu memiliki hak terhadap kita, misalnya usia. Usia telah ditentukan jumlah tahunnya, bulannya, jamnya bahkan detiknya, Apabila satu detik saja lewat dari amal sholeh maka tidak bisa diganti diluar perhitungan usia yang telah ditentukan, inilah hak waktu terhadap manusia, Setiap saat harus ingat kepada Alloh SWT. Alias dzikir, tanpa dzikir musnahlah waktu dan itu berarti kesempatan untuk menjadi manusia abdi Tuhan hilang. Manusia dicipta untuk ibadah, tanpa ibadah, maka tugas kemanusiaannya tidak tertunaikan, Naudzubillah. Menurut Imam “ Hak waktu atas manusia apabila ditinjau kepentingannya terhadap Alloh SWT ada empat :
a. Setiap waktu manusia tidak bisa lepas dari hal mendapat Nikmat ( ) atau hal mendapat coba’an ( )
b. Setiap waktu manusia tidak lepas dari hal taat kepada Alloh ( ) atau hal maksiat ( ) haknya waktu kepada manusia , setiap nikmat datang manusia dituntut memuji Alloh dan syukur. Setiap Cob’an datang dituntut sabar dan rela hati . Setiap melakukan taat kepada Alloh SWT, Sang waktu menuntut hadirnya hati atau khusu’ menyaksikan keagungan sifat dan Asma Alloh. Dan setiap dicoba melaksanakan maksiat, sang waktu menuntut kita memperbanyak Istighfar dan Taubat. Jadi sesungguhnya setiap waktu berjalan dan berganti, sayogyanya Riyadloh dan Mujahadah kita lakukan adalah berpacu dengan terus – menerus ( sunggguh – sungguh).
3. Pergantian waktu berarti perbaikan diri
Artinya : Hadist Riwayat dari Abi Hurairah R.A.bahwasannya Rosululloh SAW. Bersabda : “ Bersegeralah kamu Sekalian untuk melakukan amal – amal sholeh, karena akan terjadi sesuatu bencana yang menyerupai malam yang gelapgulita dimana ada seseorang pada waktu pagi ia beriman tetapi pada waktu sore ia kafir. Ia rela menukar agamanya dengan sedikit kuntungan Dunia ( Riwayat muslim).
Nah, pembaca budiman Rosulillah Saw dalam sabdanya memperingatkan :
A. Cepat – cepatlah berbuat baik Menurut tuntunan Rosulillah SAW.sebab waktu akan terus melaju cepat perdetik meski apapun terjadi. Seiring lajunya waktu berjalan akan terjadi perubahan – perubahan, termasuk niat baik, Bisa saja berubah cepat menuju niat yang kurang baik. Untuk itu setiap tersebit niat dalam hati, cepatlah melaksanakan niat baik tersebut agar tidak tertunda – tertunda berarti menyiakan waktu.
B.Perubahan haruslah menuju yang lebih Bagus Amalnya, baik secara mikro untuk diri atau makro untuk umat. Sebab ada syiar yang menjelaskan dawuhnya shohabat Ali Bin Abi Tholib R.A.
Maksudnya, Sisa – sisa usia tidak akan ada nilainya, apabila tidak setiap pagi dihitung – hitung semakin habis masanya, Seseorang akan menemukan bahwa waktu hilang musnah, Apabila tidal amal buruk ditindas oleh Amal terpuji.
Hari – hari Hisab harus dinyakini setiap saat sebelum kita ketemu dengan kata hikmah” DUNIA ADA USAHA TIADA HISAB, TAPI AKHERAT PASTI HISAB USAHA PURNA” Agar usia bermaksud, maka setiap saat harus melakukan sesuatu kebaikan, seberapapun kecilnya amal tersebut. Justru diamal yang sepele karena kecil bentuknya terkadang malah diterima Alloh SWT.
C. Jangan lupa Tuntunan dan Leteratur
Cepat – cepat melaksanakan niat baik adalah Bagus, perubahan waktu yang disertai peningkatan Amal baik secara kuantitatip maupun secara kualitatip adalah lebih bagus. Tetapi kedua langkah atau hal tersebut tidak akan memiliki arti menurut kerangka pemikiran. Apabila pengerjaanya tidak dibarengi tuntunan Rosulilloh SAW.Islam ( ) Atau leteratur sumber hukum tertulis Al Qur’an.
Ibadat dan amal Sholeh adalah mutlak harus merujuk Al Qur’an dan Al Hadist. Rosululloh SAW. Menuntut umat supaya berakidah benar dan tepat bahwa TIADA TUHAN MELAINKAN ALLOH DAN MUHAMMAD ADALAH UTUSANNYA, selama tuju tahun penuh mulai 610 Masehi saat ayat Al Qur’an Pertama diturunkan sampai perintah sholat pada tahun ke Tuju. Dan pada saat Hijrah dari Makkah ke Madinah tahun 622 Masehi. Hasil Perjuangan Beliau yang luar biasa kelihatan nyata. Yang ditandai antara lain :
Pertama,Rosululloh SAW. Dengan pemimpin Madinah menyelenggarakan satu bentuk Pemerintahan Baru “ MADINAH” yang terdiri dari umat Islam, Umat Nasrani, Umat Yahudi dan Umat Tradisional Arab atas dasar persamaan hak dan kewajiban.
Kedua, Perluasan dan percepatan Wilayah proses Islamisasi meliputi makkah, Madinah dan sebagian wilayah Imperium Romawi dan Persia.
Dua perkembangan diatas, sebagai pilar pemikiran shabat Umar Bin Al Khotob ketika memegang kendali pemerintahan Islam, yaitu saat beliau menjadi Kholifah ke II “ TAHUN HIJRIAH SEBAGI TAHUN PEMERINTAHAN”.
Darul Ulum Rejoso, Kamis 17 Muharram 1430 H


Drs. KH. CHOLIL DAHLAN
Anda sedang membaca artikel tentang TAHUN BARU HIJRIAH TAHUN PEMERINTAHAN ZAMAR UMAR BIN AL KHOTOB dan anda bisa menemukan artikel TAHUN BARU HIJRIAH TAHUN PEMERINTAHAN ZAMAR UMAR BIN AL KHOTOB ini dengan url http://anandanurhadi.blogspot.com/2009/03/tahun-baru-hijriah-tahun-pemerintahan.html,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel TAHUN BARU HIJRIAH TAHUN PEMERINTAHAN ZAMAR UMAR BIN AL KHOTOB ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link TAHUN BARU HIJRIAH TAHUN PEMERINTAHAN ZAMAR UMAR BIN AL KHOTOB sumbernya.
| More

0 comments:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Powered By Blogger

Pengikut

Laman

 

SKY DASHBOARD | Copyright © 2009 - Blogger Template Designed By BLOGGER DASHBOARD