Tersangka Pembobol ATM Sindikat lokal, Warga Asing Memandu Perburuan Pelaku Pembobolan ATM Terus Berlangsung

Rabu, 10 Februari 2010 ·
JAKARTA ­- Polisi terus memburu ja­ringan sindikat pembobolan ATM. Untuk gawe besar itu, Mabes Polri menuga­si secara khusus Brigjen Pol Radja Erizman, direktur II Ekonomi Khusus Bareskrim. Di tangan dialah kejahatan perbankan itu akan dibongkar.

Kemarin tim yang dipimpin Radja baru saja mendarat dari Sidoarjo, Jawa Timur. Mereka sukses menangkap Gunawan alias Yulius Ardan alias Hasan Gunawan. Dia diringkus tanpa perlawanan oleh tim Bareskrim Polri pada Senin malam sekitar pukul 23.10 (8/2) di Graha Tirta Bromelia Nomor 5, Waru, Sidoarjo, Jawa Timur.

''Sekarang masih ditelusuri kaitannya dengan Bali,'' ujar Radja. Jenderal satu bintang itu optimistis, semua jaringan segera tertangkap. ''Yang di luar sudah dikirim red notice, Interpol juga siap membantu,'' katanya.

Pembobolan ATM memang bukan hal yang baru. Hal itu pernah terjadi pada Oktober 2009. Saat itu sindikat dibantu warga Rusia. Namun, menurut Radja, pelaku kasus yang terjadi Januari 2010 berbeda. ''Ini orang-orang baru,'' kata mantan Kapolres Depok itu.

Anggota Korps Dellima Nusantara (alumnus Akpol 1981) itu menjelaskan, perburuan di luar negeri akan melibatkan Interpol. ''Selama ini hubungan kita dengan Interpol sangat baik dan saling membantu,'' ujarnya.

Marinov, warga Bulgaria, yang dicurigai terlibat dalam jaringan tersebut diduga sudah lari ke negara tertentu di Asia. Marinov adalah ahli IT (information technology). Dia diduga berperan memandu anggota sindikat dengan teknik-teknik baru. Dua orang temannya, warga Indonesia T dan H, diduga bersembunyi di Hongkong. ''Kami berharap agar mereka segera diringkus,'' kata mantan Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya itu.

Di dalam negeri, tercatat 38 orang tersangka pembobol ATM ditangkap. Bandit-bandit itu diringkus secara maraton sejak 22 Januari lalu. Tim Bareskrim tak bekerja sendirian. Mereka dibantu direktur reserse kriminal polda-polda di seluruh Indonesia.

Sejak kasus tersebut merebak, Bareskrim mengirimkan telegram khusus ke polda-polda. Mereka diminta agar melaporkan setiap kejadian terkait pembobolan ATM di wilayahnya. ''Kami juga rutin berkomunikasi,'' kata Radja.

Para tersangka itu diinterogasi secara terpisah. Ternyata, ada dua sindikat yang beroperasi di Bali. Yang satu bermain di kartu kredit, yang lain spesialis tikus ATM.

Tim Radja belum berhenti mengejar. Di dalam negeri masih ada 10 orang lain yang diburu. ''Kami lacak terus, mereka tak bisa sembunyi,'' katanya.

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Edward Aritonang menjelaskan, polisi juga mengajukan cekal terhadap beberapa nama buron yang diduga masih berada di dalam negeri. ''Kami sudah meminta bantuan imigrasi,'' katanya.

Pihak perbankan juga sudah bertemu dengan Bareskrim. ''Nasabah tak perlu risau. Mereka (perbankan, Ren) sudah melakukan perbaikan-perbaikan,'' katanya. Namun, bukan berarti modus-modus lama yang digunakan sindikat tidak diwaspadai.

Modus itu, misalnya, memasang skimmer di ''mulut'' ATM. Namun, karena terdeteksi, modus itu diduga tak lagi dipakai. Pelaku juga memasang splitter (pemecah data) pada mesin electronic data capture (EDC) di pusat-pusat perbelanjaan atau mal. Perangkat splitter pada saluran komunikasi mesin EDC dihubungkan ke komputer pelaku sehingga semua paket data yang lewat masuk di komputer pelaku.

Setelah dipegang pelaku, selanjutnya data digandakan ke kartu ATM bodong. Alat untuk skimming sudah dilengkapi software guna membaca data kartu ATM dan kemampuan menulis ke kartu bodong. Pelaku cukup mencari bahan baku kartu ATM kosong.

Pelaku bisa juga bekerja sama dengan pegawai toko atau penjaga mesin EDC yang sudah dipasangi splitter untuk me-mark up belanja nasabah.

Teknik lama lainnya, pelaku memasang alat penjepit di dalam mesin ATM untuk menahan kartu. Setelah kartu tersangkut, pelaku berpura-pura membantu korban dan menyarankan menghubungi call center palsu. Operator gadungan kemudian meminta nomor PIN ATM nasabah. Lalu, kartu diduplikasi dan dikuras.

Alat-alat lain yang digunakan juga bisa berbentuk duplikat keypad. Fungsinya merekam PIN nasabah. Duplikat itu dipasang di atas keypad yang asli. Saat nasabah memencet PIN, data nomornya otomatis terekam dalam laptop yang dioperasikan jarak jauh. Data itu ditransmisikan melalui antena transmitter yang dipasang di dalam alat duplikat dan dipancarkan ke server modem.

Sedangkan kamera kecil diletakkan di atas layar monitor ATM. Otomatis, ketika nasabah memencet PIN, semua nomor akan terekam. Kamera itu juga dilengkapi data tanggal dan waktu sehingga bisa dicocokkan dengan data perangkat skimmer yang merekam data nasabah di moncong ATM.

Kamera bisa juga diletakkan di dalam kotak brosur. Setelah mendapatkan data ATM dan nomor PIN, pencuri membuat duplikat kartu ATM tersebut. Selain di mesin ATM, modus tersebut juga ada di mesin gesek kartu kredit. ''Kalau ada yang mencurigakan, sebaiknya jangan bertransaksi dan segera hubungi bank,'' kata Edward.

Sering Ganti PIN

Keamanan penggunaan ATM itu sebenarnya amat bergantung pada para pemiliknya sendiri. Semakin tinggi kesadaran pengguna ATM untuk mengganti PIN dalam bertransaksi, kemungkinan dana yang tersimpan untuk dibobol pun semakin kecil.

Hal itu diungkapkan pengamat teknologi informasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Agung Harsoyo. ''Kuncinya sebenarnya mudah. Pengguna ATM harus lebih sering mengganti PIN. Saya hampir setiap bulan menggantinya. Kalau nilai transaksi dan dana yang tersimpan di tabungan besar, mungkin frekuensinya harus lebih sering,'' jelas Agung kemarin (9/2).

Dia juga mengimbau nasabah agar tidak menuliskan PIN di kartu ATM. Akan lebih baik bila PIN itu disimpan di dinding ingat­an para pengguna.

Setelah menarik dana, pengguna juga tidak boleh gegabah membuang slip. Slip tersebut lebih baik disimpan. Pengguna juga jangan ceroboh memberitahukan nomor PIN kepada siapa pun. Apalagi, membolehkan orang lain menarik dana melalui ATM milik pengguna.

Agung mengungkapkan, para pengguna juga harus memiliki kesadaran tinggi dalam memilih ATM yang benar-benar aman. ''Tidak boleh asal menarik dana. Misalnya, di ATM yang sepi dari pengamanan, atau di ATM yang mesinnya tidak terlindungi atau berada di ruang tersendiri," ungkapnya.

Menurut Agung, di Eropa sebenarnya sudah sangat umum digunakan smart card. Data ATM menggunakan chip. ''Dengan cara ini data sulit sekali dibobol. Sebab, chip bekerja melalui beberapa pengamanan. Bila data yang terbaca benar-benar terkonfirmasi, barulah disetujui perintah pengguna ATM,'' ungkapnya.

ATM di Indonesia, kata dia, masih menggunakan sistem mag­netik yang amat rawan. ''Be­gitu data ATM terbaca, semua informasi di­berikan.
Anda sedang membaca artikel tentang Tersangka Pembobol ATM Sindikat lokal, Warga Asing Memandu Perburuan Pelaku Pembobolan ATM Terus Berlangsung dan anda bisa menemukan artikel Tersangka Pembobol ATM Sindikat lokal, Warga Asing Memandu Perburuan Pelaku Pembobolan ATM Terus Berlangsung ini dengan url http://anandanurhadi.blogspot.com/2010/02/tersangka-pembobol-atm-sindikat-lokal.html,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Tersangka Pembobol ATM Sindikat lokal, Warga Asing Memandu Perburuan Pelaku Pembobolan ATM Terus Berlangsung ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link Tersangka Pembobol ATM Sindikat lokal, Warga Asing Memandu Perburuan Pelaku Pembobolan ATM Terus Berlangsung sumbernya.
| More

0 comments:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Powered By Blogger

Pengikut

Laman

 

SKY DASHBOARD | Copyright © 2009 - Blogger Template Designed By BLOGGER DASHBOARD