Keputusan DPD PAN Surabaya Dukung Pasangan Emy Susanti-Fandi Utomo

Jumat, 19 Februari 2010 ·
Keputusan DPD PAN Surabaya yang mendukung pasangan Emy Susanti-Fandi Utomo sebagai calon wali kota-calon wakil wali kota (cawali-cawawali) ternyata bermasalah. Sebagian pengurus DPD menganggap keputusan itu hanya sebagai sikap pribadi Ketua DPD PAN Sumardhi.

Sorotan keras dilontarkan Bendahara DPD PAN Aden Darmawan. Dia mengatakan, keputusan mendukung Emy-Fandi tidak prosedural. Sebab, keputusan tersebut belum melalui rapat pleno. "Baru Minggu ini (21/2) diadakan rapat pleno," ucapnya kemarin. Sebelum rapat pleno, ada rapat harian. Nah, dalam rapat harian itu dimunculkan sejumlah nama, baru dibahas dalam rapat pleno.

Aden menyatakan, sejauh ini DPD belum pernah mengadakan rapat harian yang kuorum. Maka, Aden heran ketika mendengar dukungan Sumardhi kepada Emy-Fandi. "Ini kan aneh. Tidak ada angin tidak ada hujan, kok tiba-tiba teriak mendukung Emy-Fandi. Ada apa ini?" tandas pemilik bengkel mobil Auto Wash tersebut.

Saat ini, imbuh Aden, pengurus cabang sudah terpecah-pecah. Sebagian kader mendukung Arif Afandi; sebagian lagi menyokong Bambang D.H. Bagaimana Aden sendiri? "Tulis besar-besar, saya dan teman-teman DPC memilih mendukung Sutadi," tegas pria yang juga menjabat ketua Forum DPC PAN se-Surabaya itu.

Dengan perbedaan dukungan tersebut, rekomendasi DPW PAN Jatim bisa-bisa tak berjalan di tingkat bawah. "Bagaimana bisa jalan kalau banyak fungsionarisnya yang jalan sendiri-sendiri," cetusnya.

Sumber Jawa Pos di PAN menyebutkan, meski Sumardhi mendukung Emy, DPW PAN Jatim cenderung mengarahkan dukungan kepada Arif. "Mengikuti koalisi di tingkat DPP tampaknya, rekomendasi DPW," jelas sumber yang tak mau disebutkan namanya itu.

Sumardhi sendiri belum bisa dikonfirmasi. Ditelepon beberapa kali, ada nada sambung, tapi HP langsung dimatikan. Pesan pendek yang dikirimkan pun tak dibalas.

Sementara itu, PKNU dan PPP tetap setia kepada Fandi. Ketua DPC PKNU Muhtadi mengatakan, belum ada perubahan dukungan. "Tetap ke Fandi Utomo," ujarnya. Begitu pula PPP. Partai berlambang Kakbah tersebut juga menyatakan kesetiaan terhadap calon yang kalah bersaing dengan Arif dalam memperebutkan rekomendasi DPP Partai Demokrat tersebut.

Menurut Ketua DPC PPP Surabaya M. Syafik Mahfud, dalam rapat pimpinan DPC PPP Surabaya pada 5 Januari lalu, PPP secara bulat masih tetap mengusung Fandi. Soal koalisi, Syafik mengatakan bahwa PPP sudah melakukan koordinasi dan pembicaraan intensif dengan beberapa partai. Antara lain PAN, PKNU, dan beberapa partai nonparlemen. Berkaitan dengan Emy, Syafik belum bisa berkomentar banyak. "Yang jelas, kami akan berusaha memberangkatkan Fandi. Insya Allah, sebagai orang Islam, saya katakan bahwa kendaraannya akan cukup," tandasnya.

Jika ingin maju pilwali, Emy dan Fandi juga harus menggandeng parpol nonparlemen. Sebab, seandainya PAN (2 kursi), PPP (1), dan PKNU (1) berkoalisi, ketiganya hanya menghasilkan empat kursi parlemen, kurang empat dari syarat minimal delapan kursi.

Padahal, koalisi parpol nonparlemen yang dipimpin Hari Santoso malah mengarahkan dukungan kepada Ibnu Setiawan, putra mantan Wali Kota Surabaya Poernomo Kasidi. "Kami sudah sepakat mendukung Pak Ibnu. Nah, kekurangan 10 persen suara merupakan tugas Pak Ibnu untuk mencarinya," kata Hari.

Jadi, partai yang telah bulat menyatakan dukungan kepada Emy kini tinggal Partai Hanura sendiri. Satu-satunya kunci bagi Emy adalah melakukan komunikasi politik dengan Fandi. Padahal, ada ganjalan, yakni siapa yang akan menjadi cawali dan siapa yang menjadi cawawali.

Ada sinyalemen bahwa Emy akan menempati posisi sebagai cawali. Wacana tersebut datang dari PAN. Sementara PKNU dan PPP lebih menghendaki sebaliknya. Fandi menjadi cawali, sedangkan Emy cawawalinya.

Sementara itu, Emy membenarkan bahwa dirinya kini intens berkomunikasi dengan Fandi. Komunikasi politik tersebut sudah mencapai 70 persen. "Saya akan memberikan kepastian pada akhir minggu ini," ungkap Emy ketika menemui sejumlah pekerja sebuah counter busana muslim di Royal Plaza kemarin. "Apakah saya akan maju sebagai L-1 atau L-2, saya tegaskan tidak masalah. Yang penting, saya bisa menyumbangkan peran untuk Surabaya," tambahnya.

Istri Bupati Sidoarjo Win Hendrarso itu menjelaskan, dirinya mengenal Fandi dengan baik secara personal. Begitu juga halnya dengan posisi politiknya. Fandi, nilai Emy, memiliki basis massa yang tidak bisa dianggap enteng. Terutama dari kalangan akar rumput Partai Demokrat. Sebagai mantan salah seorang ketua Tim Sukses Pemenangan SBY-JK Surabaya pada Pilpres 2004, sosok Fandi tentu sudah sangat dikenal masyarakat.

Meski demikian, Emy menekankan bahwa semuanya belum final. Artinya, kondisi saat ini masih sangat cair dan belum fixed. Emy mengatakan, dirinya masih bisa bergandengan dengan siapa saja dan berkoalisi dengan partai mana saja.

Emy juga mengungkapkan sudah bertemu dengan hampir semua calon yang mendeklarasikan diri untuk maju sebagai cawali. Dia mengakui bahwa hanya dua orang yang belum dia temui. Yakni Ketua DPD Partai Golkar Surabaya Adies Kadir dan Kepala Bappeko Tri Rismaharini. "Kemungkinan apa pun masih akan bisa terjadi," ujarnya.
Anda sedang membaca artikel tentang Keputusan DPD PAN Surabaya Dukung Pasangan Emy Susanti-Fandi Utomo dan anda bisa menemukan artikel Keputusan DPD PAN Surabaya Dukung Pasangan Emy Susanti-Fandi Utomo ini dengan url http://anandanurhadi.blogspot.com/2010/02/keputusan-dpd-pan-surabaya-dukung.html,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Keputusan DPD PAN Surabaya Dukung Pasangan Emy Susanti-Fandi Utomo ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link Keputusan DPD PAN Surabaya Dukung Pasangan Emy Susanti-Fandi Utomo sumbernya.
| More

0 comments:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Powered By Blogger

Pengikut

Laman

 

SKY DASHBOARD | Copyright © 2009 - Blogger Template Designed By BLOGGER DASHBOARD